Biografi John Myung
Lahir pada tanggal 24 Januari 1967 di [chicago] dan besar di Long Island, New York.Ibunya sering mendengarkan music classic saat dia masih kecil, dan saat Myung muda berusia 5 tahun, dia mengambil kursus biola. Kemudian saat John Myung berusia 15 tahun, tetangganya mendekatinya untuk memainkan bass pada band tetangganya tersebut, kemudian Myung berasumsi bahwa Bass mempunyai 4 senar sama dengan biola, jadi dia dapat mempelajarinnya dengan cepat dan sejak saat itu dia beralih ke Bass guitar dan sejak saat itu dia tak pernah lagi memainkan biola.
John merupakan satu-satunnya anggota Dream Theater yang tetap tinggal di Long Island bersama istrinya Lisa dan 2 anaknya, Brandon dan Christian Myung.
JIka dilihat dari sejarahnya, Dream Theater lahir pada dekade 1980-an dengan konsep menggabungkan warna musik metal hair band yang trendi (saat itu) dengan warna pop AOR dan progressive rock gaya 1970-an. Karena progressive rock itu sendiri sudah merupakan konsep musik liberal dan merupakan dialektika yang dapat mengandung elemen tradisi musik seriosa ("klasik") barat, jazz, musik etnis maupun eksperimentasi avant garde, maka penggabungan progressive rock dengan metal menjadikan musik mereka terdengar rumit. Namun, karena faktor dominan dalam musik mereka tetap unsur metal dan AOR-nya (disertai penghindaran elemen avant garde maupun jazz dalam warna progressive rock-nya), Dream Theater menjadi sebuah band yang populer dan kerumitan musiknya malah menjadi sesuatu yang menambah daya tariknya (tidak terasa "asing"). Bahkan Dream Theater kemudian dianggap memelopori subgenre baru, yaitu progressive metal (prog metal). Myung, sebagai bassist-nya, menjadi terkenal sebagai salah satu virtuoso gitar bas kelas dunia.
Introvert dan tidak banyak bicara, John Myung tampak lebih suka berbicara dengan instrumennya. Demikian kesan saat menyaksikan workshop Myung di Balai Sarbini yang diselenggarakan oleh Yamaha Corporation Japan bekerja sama dengan PT Yamaha Musik Indonesia Distributor, Jumat 25 Februari yang lalu. Myung memperagakan kepiawaian teknis yang memukau. Ia memiliki teknik fingerpicking seperti teknik gitar klasik, namun menggunakan tiga jari tangan kanan untuk memainkan tangga nada (jari manis, tengah, dan kelingking), di luar standar gitar klasik yang umumnya melakukannya dengan dua jari. Dengan demikian, Myung lebih mudah bermain dengan kecepatan tinggi. Petikannya pun bertenaga sesuai dengan warna musik metal yang dimainkannya.
Kelebihan Myung memang pada teknik bermain dengan kecepatan tinggi, sesuai tuntutan musik Dream Theater. Kemampuan sedemikian sudah barang tentu menuntut disiplin berlatih yang tinggi. Disiplin tersebut tampaknya sudah mendarah daging dalam diri Myung, yang sejak usia lima tahun mempelajari biola selama 10 tahun.
Sejatinya Myung adalah seorang rocker, dan idiom bermainnya pun tunduk pada tradisi bassist rock. Tiga bassist besar yang diakuinya paling mempengaruhinya adalah Chris Squire (Yes), Geddy Lee (Rush), dan Steve Harris (Iron Maiden), semuanya bassist rock. Namun, sebagai musisi yang tumbuh di era modern, Myung pun mempelajari teknik para bassist jazz, seperti ditunjukkannya dalam workshop-nya dengan memainkan harmonics yang diambil dari konsep Jaco Pastorius.
Inspirator yang memengaruhi John Myung seperti Steve Harris dan Geddy Lee, juga band seperti Rush, Yes dan Iron Maiden, yang juga menjadi inspirator John Petrucci. Juga dia sering mendengarkan band seperti jane's addiction, Red Hot Chilli Peppers sebaik musik classic dan blues.
Sebagai mantan mahasiswa Berklee College of Music, tidaklah mengherankan apabila Myung dapat memainkan berbagai gaya musik. Ia pun dapat, misalnya, melakukan teknik slapping seperti ditunjukkannya pada workshop-nya terdahulu di Jakarta beberapa tahun silam. Namun, ia tetap seorang rocker dan telah memiliki kematangan jiwa seorang artis untuk mengambil sikap. Penolakannya memainkan slapping kali ini (sekalipun diminta) dengan alasan tidak menyukai teknik tersebut (seraya mengingatkan bahwa ia telah mendemonstrasikannya di Jakarta pada workshop-nya terdahulu), menunjukkan kematangan sikap tersebut.
Myung adalah seorang technical virtuoso, namun tidaklah menonjol sebagai penjelajah harmoni dan melodi. Dream Theater cenderung selektif dalam menyerap elemen-elemen progressive rock. Seperti layaknya band progresif, Dream Theater juga mengadopsi teknik komposisi musik seriosa barat modern, namun dari tiga mazhab utama awal abad kedua puluh (neoklasik, ekspresionisme, dan impresionisme), hanya unsur neoklasik (Stravinskian)-lah yang diserap dalam bentuk kerumitan ritmis dengan hitungan ganjil atau subdivisi yang berubah-rubah.
Myung, sebagai mantan pemain biola, tentu pernah terekspose terhadap musik ini, sekalipun tidak dapat dipastikan bahwa Myunglah pelopor kerumitan ritmis dalam musik Dream Theater. Sementara itu, dalam sintaks harmoni, Dream Theater tidaklah sekompleks beberapa band progresif lain yang mengadopsi eksplorasi avant garde atau harmonisasi voicing jazz, kromatisisme, atau atonalisme. Dream Theater lebih cenderung bertahan di harmoni fungsional dengan dasar diatonis (catatan: tidak semua musik barat diatonis) dan mempertahankan estetika industri musik pop modern. Oleh karenanya, Myung lebih banyak memainkan fungsi bas tradisional (lebih konservatif dibandingkan Chris Squire dan Geddy Lee), namun meningkatkan visibilitas auralnya dengan kedahsyatan teknis. Fungsi gitar bas terutama untuk memainkan metal riffs. Ia relatif jarang mengeksplorasi melodi dan harmoni dibandingkan beberapa bassist ternama lainnya.
Ketika tampil sebagai soloist, Myung cenderung menampilkan keterampilan teknis daripada aspek melodis untuk memperkuat harmoni, sementara ada sebagian bassist lain yang mengadopsi transkrip-transkrip solo John Coltrane dan jazz legend lainnya untuk mengembangkan aspek improvisasi mereka. Kemungkinan besar Myung pun pernah mempelajari transkrip-transkrip tersebut. Yang jelas, ia memainkan transkrip cello suite J.S. Bach. Namun, dalam kariernya ia cenderung tidak tampil demikian, melainkan ketika tiba saatnya tampil sebagai soloist, ia cenderung tampil sebagai rock virtuoso ala Eddie Van Halen (tetapi pada gitar bas). Tidak begitu kaya melodi atau harmoni tetapi sarat teknik seperti two handed tapping serta teknik memetik berkecepatan tinggi. Bukan berarti Myung tidak mampu melakukan eksplorasi melodi dan harmoni. Ia melakukannya juga secara sporadis. Namun, di deretan bassist kelas dunia, ia tidak menonjol sebagai spesialis dalam bidang tersebut.
Hal lain yang patut dicatat adalah keterlibatan Myung dalam desain instrumen yang digunakannya, yaitu gitar bas berdawai enam Yamaha RBXJM2 ("JM" pada RBXJM2 adalah inisial Myung). Myung memilih gitar bas berdawai enam (bukan hal baru) karena memiliki kisaran nada yang lebih lebar dari gitar bas standar berdawai empat. Myung memilih pickup (komponen penangkap frekuensi dawai) yang didesain oleh Seymour Duncan untuk menghasilkan warna suara yang dapat digunakan dengan fleksibel di studio rekaman dan dapat beradaptasi dengan berbagai situasi musikal. Di luar itu juga dilengkapi dengan 3 band EQ yang membuat Myung leluasa mengatur variasi suara.
John Myung adalah contoh seseorang yang berhasil mencapai prestasi dalam bidang dan cara yang diinginkannya. Musisi Indonesia dapat belajar dari kedisiplinan dan komitmen tinggi yang membuat Myung berhasil menjadi musisi besar.
Lagu yang pernah diciptakannya untuk Dream Theater ialah Learning To Live pada album Images and Words dan Trial of Tears pada album Falling Into Infinity. dia mempunyai project lain selain dream theater yaitu Jelly jam. Bersama-sama John Petrucci, keduanya menjadi saksi kunci dan aktor utama jatuh bangunnya Dream Theater hingga eksistensi band tersebut hingga saat ini.
John Myung bisa dikatakan personel Dream Theater yang paling misterius. Ini dikarenakan sosoknya yang jarang muncul dalam pemberitaan ataupun pernyataan-pernyataan yang keluar langsung dari dirinya. Bahkan mungkin orang masih bertanya-tanya apakah John Myung pernah berbicara.
sumber: id.wikipedia | portaldinamis.blogspot.com | alstonchandraxa.blogspot.com
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^